Senin, 22 Februari 2010
Sistem penunjang keputusan
Sebagian besar perhatian dalam pembuatan model bisnis (business modeling) saat ini tertuju pada pemrograman model matematika. Semua rumus atau persamaan matematika adalah suatu model matematika. Model matematika yang digunakan para manajer bisnis umumnya tidak lebih rumit daripada model yang biasa digunakan dalam matematika.
Keunggulan model matematika adalah ketelitiannya dalam menjelaskan hubungan antara berbagai bagian dari suatu objek serta menyediakan kemampuan prediksi. Matematika dapat menangani hubungan-hubungan yang berdimensi lebih banyak dibanding model grafik yang hanya dua dimensi atau model fisik yang tiga dimensi. Bagi ahli matematika dan manajer yang menyadari kerumitan sistem bisnis, kemampuan multidimensional model matematik adalah modal yang berharga.
Dan keunggulan yang lainnya adalah Ketelitian dalam menggambarkan entitas membuat model matematika dapat memberikan kemampuan yang tidak dapat dimiliki oleh jenis model lainnya. Model matematika dapat memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi tidak seratus persen akurat. Karena banyak data yang dimasukkan ke dalam model biasanya didasarkan atas berbagai asumsi, maka manajer harus menggunakan pertimbangan dan intuisi untuk mengevaluasi model.
Dengan keunggulan-keunggulan inilah mengapa tim peningkatan berkelanjutan memulai menyelidiki penggunaan pemrograman matematika untuk perencanaan proses tanah liat. Misalnya pada kasus ini dalam penggunaan model matematika para tim dapat memprediksi kelangsungan sumber daya tanah liat yang dibutuhkan, apakah dapat memenuhi kebutuhan hasil proses tanah liat, dapat tercukupi di masa depan dan dapat mencapai efisiensi faktor produksi yang digunakan dalam kegiatan produksi untuk menghasilkan output yang optimal.
serta dapat memperhitungkan nilai keakuratan hasil produksinya dengan cara mengindentifikasi variable, membentuk persamaan yang menggambarkan hubungannya, lalu melakukan penyederhanaan melalui asumsi dan penyederhanaan model keseimbangan dan tentang realitas akurat.
b. Model yang sebelumnya yaitu linear kompleks dan integer-gabungan tidak dapat diterapkan secara langsung karena model ini kebanyakan digunakan untuk perencanaan kapasitas dan mempunyai beberapa ribu variabel dan hubungan. Selain itu model ini tidak dapat menggambarkan cara penambangan tanah liat untuk pelanggan dalam detail yang idealnya saat ini diperlukan.
c. Hubungan dengan 4 fase pengambilan keputusan menurut simon:
• inteligent
Pada tahap ini para tim mendefinisikan masalah yang timbul dengan menyelidiki dampak potensial dan semua metedologi peningkatan potensial. Peningkatan seperti itu bisa meliputi membuat keputusan dengan lebih baik, membuat keputusan dengan lebih cepat dan seterusnya, lalu langkah berikutnya adalah mencari pengetahuan tambahan, informasi dan keahlian dan menetapkan kemungkinan sukses dengan melibatkan para manajer dan para pengguna potensial.
• Design
Pada tahap ini para tim mengerjakan pengembangan sebuah sistem yang didasarkan pada model mental dan spreadsheet (model matematik sederhana) sederhana dan pengalaman masa lalu. Membuat model forecasting (perkiraan) yang merupakan pengembangan system bertahap atau perencanaan sistem sumber daya perusahaan (ERP).
Lalu membuat model matemaika, menguji kelayakannya, menvalidasi hasil dengan cara membuat prakiraan volume penjualan bagian produksi, membuat prakiraan jumlah cacat produksi, bagian investasi membuat prakiraan pembiayaan, dan memprediksi sumber daya yang dibutuhkan.
• Choice
Para ahli memiliki pilihan untuk melanjutkan pengembangan sistem atau tidak. Pilihan ini muncul karena analis menemukan permasalahan menantang untuk membangun sistem yang belum pernah dikembangkan sebelumnya.
• implementation
Meliputi pembentukan sebuah tim resmi untuk melanjutkan pengembangan sistem penunjang keputusan.
d. Dengan model yang dikembangkan tersebut dapat dilakukan perencanaan awal untuk memprediksi langkah apa saja yang harus dilakukan melalui perhitungan-perhitungan yang akurat.
sejarah file server
Sejarah file server
Pada pertengahan tahun 1980-an perusahaan menjadi semakin tertarik dengan cara-cara untuk menghubungkan populasi tumbuh dengan cepat komputer pribadi. Novell mengusulkan suatu pendekatan dengan mengunakan perangkat lunak untuk menghubungkan setiap workstation ke server file jaringan yang akan mengelola jaringan baik dan akses ke sumber daya jaringan Pada saat yang sama 3Com Corporation adalah menciptakan Ethernet adaptor kartu, membangun konektivitas perangkat keras yang diperlukan untuk pendekatan semacam itu.
Novell tumbuh pada kekuatan dari Netware sistem operasi, file yang digunakan untuk melayani, dan pada akhir 1980-an memiliki pangsa pasar 50% dari jaringan area lokal. Melihat potensi pertumbuhan di arena ini IBM dan Microsoft sama-sama memperkenalkan server file mereka sendiri strategi.
Dua puluh tahun setelah puncaknya, Novell dan 3Com telah hampir menghilang dari pasar server; hari ini disk server (a NAS atau SAN) yang diberikan oleh salah satu vendor terkemuka seperti EMC, HDS, atau NetApp biasanya dilampirkan ke file server berjalan Microsoft Windows atau sistem operasi Linux. Besar data center, yang melayani jutaan pelanggan (seperti Google 's), jalankan server farms pada peralatan khusus dengan besar, kompleks sistem operasi.
Jenis file server
Sebuah file server mungkin akan didedikasikan atau non-dedicated. Sebuah server biasanya dirancang khusus untuk digunakan sebagai file server, dengan workstation terpasang untuk membaca dan menulis file-file dan database. Sebuah workstation dapat berbagi file dengan yang lain pada jaringan workstation Namun langsung oleh berputar pada "Server" pelayanan dan kemudian dengan menciptakan sebuah "Berbagi" - proses ini menciptakan file non-dedicated server yang terutama digunakan sebagai workstation.
File server juga dapat dikategorikan dengan metode akses: file server internet sering diakses oleh File Transfer Protocol (FTP) atau melalui HTTP (namun berbeda dari server web, yang sering menyediakan konten web dinamis di samping file statis). Server pada sebuah LAN biasanya diakses oleh SMB / CIFS protokol (Windows dan Unix-like) atau NFS protokol (sistem mirip Unix). Database server, yang menyediakan akses ke database bersama database melalui device driver, tidak dianggap sebagai file server. Kebanyakan file server secara simultan print server juga, karena mereka menyediakan akses ke printer melalui jaringan. File tunggal yang melayani komputer mungkin dapat diakses oleh banyak berarti: hal itu mungkin menjalankan server FTP, sebuah SMB server, dll, melayani file yang sama.
Desain file server
Dalam bisnis modern desain server file rumit oleh tuntutan bersaing untuk ruang penyimpanan, kecepatan akses, recoverability, kemudahan administrasi, keamanan, dan anggaranHal ini lebih rumit dengan lingkungan yang selalu berubah, di mana hardware baru dan teknologi peralatan yang lama dengan cepat Non-aktif, namun harus mulus datang online dengan cara yang kompatibel dengan mesin yang lebih tua. Untuk mengelola throughput, puncak beban, dan waktu respon, vendor dapat menggunakan teori antrian untuk memodelkan bagaimana kombinasi hardware dan software akan merespon lebih dari berbagai tingkat permintaan. Server juga mempekerjakan dinamis load balancing skema untuk mendistribusikan permintaan di berbagai potongan perangkat keras.
Utama peralatan perangkat keras untuk server selama beberapa dekade terakhir telah terbukti sebagai hard disk drive. Meskipun bentuk-bentuk lain penyimpanan yang layak (seperti pita magnetik dan RAM) disk drive terus menawarkan paling cocok untuk biaya, kinerja, dan kapasitas.
Storage
Karena fungsi penting dari sebuah file server penyimpanan, perangkat keras telah dikembangkan untuk beroperasi beberapa disk drive bersama sebagai sebuah tim, membentuk sebuah array disk. Sebuah array disk biasanya memiliki cache (sementara memori penyimpanan yang lebih cepat dari disk magnetik), serta fungsi-fungsi lanjutan seperti RAID dan virtualisasi penyimpanan. Biasanya disk array tingkat meningkatkan ketersediaan dengan menggunakan komponen redundan selain RAID, seperti Disk array dapat dikonsolidasikan atau virtualisasi dalam storage area network (SAN).
Filers
Pada tahun 1990-an, pengenalan perangkat melayani file khusus, yang NetApp filers, mempopulerkan konsep Network Attached Storage (NAS). Untuk kali ini, file server masih dilaksanakan dengan tujuan umum server dan OS. NetApp mengubah ini dengan memperkenalkan khusus peralatan jaringan, dengan perangkat lunak berpemilik dan terukur ke beberapa disk enclosure memegang puluhan atau ratusan disk yang dikelompokkan dalam beberapa disk array. Filers kemudian diperluas file non-protokol, seperti iSCSI, namun masih NAS populer dianggap sebagai file melayani terutama teknologi.
Keamanan
File server umumnya menawarkan beberapa bentuk sistem keamanan untuk membatasi akses ke file untuk user atau grup tertentu. Dalam organisasi besar, ini adalah tugas biasanya didelegasikan kepada apa yang dikenal sebagai layanan direktori seperti OpenLDAP, Novell eDirectory atau Microsoft's Active Directory.
Server-server ini bekerja di dalam lingkungan komputasi yang hirarkis memperlakukan pengguna, komputer, aplikasi dan file sebagai entitas yang berbeda tetapi terkait pada jaringan dan memberikan akses berdasarkan user atau grup credentials.. Dalam banyak kasus, layanan direktori meliputi banyak file server, berpotensi untuk ratusan organisasi besar. Di masa lalu, dan organisasi yang lebih kecil, otentikasi dapat dilakukan secara langsung ke server itu sendiri.
INTERFACE
Antarmuka adalah seperangkat bernama operasi yang dapat dipanggil oleh klien. Interface umumnya mengacu ke suatu abstraksi yang menyediakan suatu entitas dengan sendirinya ke luar. Ini akan memisahkan metode-metode komunikasi eksternal dari operasi internal (misalnya dua fungsi yang berbeda yang ditulis dalam bahasa C memiliki antarmuka yang sama jika mereka memiliki pengaturan yang sama argumen dan jenis yang sama kembali nilai, tapi fungsi tubuh bisa diimplementasikan dalam berbagai cara ), dan memungkinkan hal itu terjadi secara internal diubah tanpa mempengaruhi cara berinteraksi dengan entitas di luar itu, serta memberikan beberapa abstraksi dari dirinya sendiri. Mungkin juga menyediakan cara untuk terjemahan antara entitas yang tidak berbicara bahasa yang sama, seperti antara manusia dan komputer.
Karena interface adalah bentuk tipuan, beberapa tambahan yang dikeluarkan versus overhead komunikasi langsung. Antarmuka antara manusia dan komputer disebut user interface. Interfaces between hardware components are physical interfaces . Antarmuka antara perangkat keras komponen antarmuka fisik. Artikel ini berkaitan dengan interface perangkat lunak, yang ada antara memisahkan komponen perangkat lunak dan menyediakan mekanisme program yang komponen ini dapat berkomunikasi.
Penghubung antara dua sistem atau alat. Media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari suatu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat terintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
Interface ini, meliputi:
1. perangkat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, dan perangkat yang secara tidak langsung mengontrol perangkat lunak.
2. piranti input atau output
3. prosedur pemakaian perangkat.
Dalam terminologi perangkat lunak, interface bisa diartikan sebagai tampilan atau cara perangkat lunak bersangkutan berinteraksi dengan penggunanya. Sedangkan dalam terminologi perangkat keras, interface mengacu kepada standar yang digunakan oleh suatu peripheral tertentu untuk berhubungan dengan peripheral lainnya dalam satu sistem.
pemanfaatan internet di perdesaan
Selanjutnya hubungi provider terdekat. Andaikan semua prasyarat tadi tidak dimiliki, cukup mendatangi warnet (warung Internet) terdekat yang banyak terdapat di kota-kota besar, bahkan sampai ke desa-desa, kita dapat mengakses situs-situs apa saja sesuai dengan kebutuhan kita. Internet disebut juga media massa kontemporer, karena memenuhi syarat-syarat sebagai sebuah media massa, seperti antara lain: ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim serta melewati media cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat oleh khalayaknya. Bahkan Rusman (2007) menyebutkan bahwa Internet merupakan perpustakaan raksasa dunia, karena di dalam Internet terdapat milyaran sumber informasi, sehingga kita dapat menggunakan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan.
Pemanfaatan Internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doers, as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, (Gordin et. al., 1995). Informasi yang diberikan server-computers itu dapat berasal dari commercial businesses (.com), goverment services (.gov), nonprofit organizations (.org), educational institutions (.edu) atau artistic and cultural groups (.arts)
Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya konsumen informasi saja. Mereka menganalisis informasi yang relevan dengan pembelajaran IPS dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan nyatanya (real life). Siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas (classroom meeting), karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online. Siswa juga dapat belajar bekerjasama (collaborative) satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-mail (electronic mail) untuk mendiskusikan bahan ajar. Kemudian, selain mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru siswa dapat berkomunikasi dengan teman sekelasnya.
Pemanfaatan Internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut :
Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru 1. tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas;
Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap 2. muka biasa;
Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai 3. dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing;
4. masing siswa;
Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran;5.
Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik 6. siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online.
Perkembangan/kemajuan teknologi Internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan.
Perangkat lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional developers) bekerjasama dengan ahli materi (content specialists) mengemas materi pembelajaran elektronik (online learning materials). Pembelajaran melalui Internet di Sekolah Dasar dapat diberikan dalam beberapa format (Wulf, 1996), di antaranya adalah: (1) Electronic mail (delivery of course materials, sending in assignments, getting and giving feedback, using a course listserv., i.e., electronic discussion group), (2) Bulletin boards/newsgroups for discussion of special group, (3) Downloading of course materials or tutorials, (4) Interactive tutorials on the Web, dan (5) Real time, interactive conferencing using MOO (Multiuser Object Oriented) systems or Internet Relay Chat.
Setelah bahan pembelajaran elektronik dikemas dan dimasukkan ke dalam jaringan sehingga dapat diakses melalui Internet, maka kegiatan berikutnya yang perlu dilakukan adalah mensosialisasikan ketersediaan program pembelajaran tersebut agar dapat diketahui oleh masyarakat
luas khususnya para calon peserta didik. Para guru juga perlu diberikan pelatihan agar mereka mampu mengelola dengan baik penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui Internet. Karakteristik/potensi Internet sebagaimana yang telah diuraikan di atas tentunya masih dapat diperkaya lagi dengan yang lainnya. Namun, setidak-tidaknya ketiga karakteristik/potensi Internet tersebut dipandang sudah memadai sebagai dasar pertimbangan untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui internet
Internet kini bukan lagi monopoli masyarakat di perkotaan, tetapi sudah merambah warga pedesaan. Para petani di banyak desa sudah merasakan manfaat internet untuk memperoleh informasi tambahan mengenai persoalan pertanian, pasar, harga komoditas, dan sebagainya.
Sudah setahun ini Umar Husein, petani teh rosela asal Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, bersama kelompok tani teh binaannya di Kota Pagar Alam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), dan Kota Palembang, Sumatera Selatan, belajar menggunakan internet. Bagi mereka, internet ternyata sangat berguna untuk mencari informasi tambahan mengenai sistem pengolahan dan pemasaran teh rosela.
"Berkat internet, kini saya bisa mendapat pengetahuan tentang berbagai hal, seperti cara pengepakan produk teh, penyajian informasi gizi dari teh rosela, sampai bagaimana strategi menjual teh ini kepada konsumen," ujar Umar, Sabtu (20/10).
Internet sangat mendukung usaha Umar karena memungkinkan ia memperoleh informasi apa pun serta berinteraksi dengan calon pembeli, dengan biaya komunikasi yang relatif murah.
Meski mengaku sangat kikuk pada awalnya, Umar mengatakan belajar internet ternyata tidak sesulit seperti yang dibayangkan. "Semua informasi tersedia," ucapnya.
Untuk mendukung usaha dan pengembangan teh rosela di Indonesia, Umar lalu menyebarluaskan manfaat dan cara penggunaan internet kepada para petani teh rosela di OKI, Pagar Alam, dan Palembang.
Ia harus berkeliling tiga kali seminggu ke kelompok-kelompok petani teh rosela. Umar bahkan rela menyediakan satu unit komputer bagi setiap kelompok petani dan menanggung biaya koneksi internet tersebut. Kini Umar dan petani teh rosela binaannya sudah memiliki e-mail pribadi untuk berhubungan dengan calon pembeli. Dengan internet, Umar mengaku biaya komunikasi telepon bisa ditekan.
Internet menyajikan dunia secara tanpa batas. Lewat sarana inilah Gereja St Petrus Kanisius Wilayah Lor Senowo Paroki Sumber yang dikenal dengan nama Gubuk Selo Merapi (GSPi) ikut memperkenalkan diri.
Gereja di lereng Gunung Merapi yang berjarak sekitar 30 km dari Magelang, Jawa Tengah, ini "menyapa dunia" di www.egspi.blogspot.com sejak Juli 2007.
Anton Wijayanto dari Sekretariat Paroki Sumber bersama rekannya, Hariyadi, memasukkan catatan beragam kegiatan yang sudah dilaksanakan berikut agenda kegiatan GSPi selama satu bulan mendatang.
"Setiap kali ada kegiatan baru sebisa mungkin kami segera melakukan up-dating dalam blog," ujar pria lulusan D-3 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro, Semarang, ini. Mereka menggunakan fasilitas yang disediakan oleh sebuah operator seluler.
Upaya untuk tampil di dunia maya, menurut Anton, merupakan salah satu langkah penting untuk memublikasikan sekaligus mempromosikan GSPi.
Takaran pupuk
Di Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Magelang, pemanfaatan internet dilakukan dengan cara berbeda. Di Telecenter e-Pabelan, lembaga yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat milik Pondok Pesantren Pabelan, pengguna yang mayoritas adalah petani memanfaatkan internet guna mengeruk informasi tentang pertanian. "Soal dosis pupuk yang tepat serta benih padi unggul, semuanya kami ajarkan agar mereka bisa mendapatkan informasinya sendiri melalui internet," ujar Hardi, fasilitator Telecenter e-Pabelan.
Semula program pengenalan internet ini mendapat dukungan dana hibah dari Program Pembangunan PBB (UNDP). Namun, sejak tahun 2006 hingga sekarang program ini menggunakan dana mandiri, hasil dari uang penyewaan fasilitas internet.
Telecenter e-Pabelan mengenakan biaya akses Rp 2.000 per jam untuk kelompok petani dan sewa penggunaan komputer untuk keperluan lain Rp 1.000 per jam.
Hardi mengakui, pada awal pendampingan pengenalan internet di masyarakat pedesaan memang sangat sulit. "Jangankan mengenal, untuk memegang keyboard saja tangan mereka gemetaran," katanya.
Kini sudah ada 10 kelompok petani yang aktif menggunakan internet, setiap kelompok beranggotakan 15 hingga 25 orang. "Melalui internet, saya sekarang tahu bagaimana caranya melakukan sistem pertanian organik" tutur Muslimah, seorang petani Desa Pabelan.
Kesadaran petani itu pulalah yang mendorong tumbuhnya warung internet (warnet) di pedesaan. Ezra (18) mengaku tak perlu lagi jauh-jauh ke Kota Yogyakarta untuk dapat mengakses internet. Di Desa Tegal Piyungan, Kecamatan Piyungan, Bantul, DI Yogyakarta, tempat Ezra tinggal, kini sudah ada warnet.
Terkait makin meluasnya internet ke pedesaan, Direktur Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi ITB Armein ZR Langi mengatakan, setidaknya ada empat hal yang harus disiapkan untuk mewujudkan internet masuk desa, yaitu infrastruktur jaringannya, aplikasi, konsep pengelolaannya, dan kesiapan penggunanya.
Sementara itu, pakar internet Onno Purbo berpendapat, yang paling siap menerima sosialisasi penggunaan internet masuk desa adalah anak-anak sekolah
ATM bobol..!!!
Di Indonesia sendiri pembobolan ATM sudah pernah terjadi dan diberitakan di Jakarta sekitar 1 – 2 tahun lalu menggunakan cara tradisional, yang tidak secanggih luar negeri. Dari ada yang memakai clip untuk menahan kartu ATM bisa masuk tapi tidak bisa keluar, sampai angkut langsung ATM-nya.Kejadian ini kembali heboh sejak hari Selasa lalu dimana sejumlah rekening bank di Bali & Jakarta dijebol, banyak orang menjadi takut bahwa akan mengalami hal yang sama. Banyak yang menyarankan untuk mengecek saldo di ATM dan mengganti pin, tapi justru orang yang melakukan hal ini bisa jadi korban baru, selama ATM-nya tidak aman.
Nah Anda harus mengenali bagaimana ATM yang aman, supaya tidak menjadi korban baru. Cara kenali ATM yang aman salah satu adalahnya mengenali juga cara kerja penjahat ATM. Penjahat ATM untuk menjebol rekening Bank menggunakan alat yang bernama skimmer,
Alat skimmer ini bisa membaca dan memindahkan semua informasi dari kartu yang dimasukkan ke dalam ATM. Cara memindahkannya dibutuhkan alat yang namanya card cloning dan kartu blank (kosong). Dari pantauan kami, tipe baru alat card cloning bisa dipasang ke komputer lewat USB. Cara kerjanya hampir sama seperti kita copy CD / DVD di komputer.
Cara Penjahat ATM Mengetahui Nomor PIN
Ok sekarang informasi card Anda telah berhasil dicuri, tapi tidak nomor PIN Anda. PIN ATM itu tidak disimpan di dalam kartu karena alasan keamanan, kecuali kartu yang sudah ada chip-nya bisa disimpan dengan metode kompresi (bisa sampai 128 bit), tapi jarang ada bank yang melakukannya.
PIN ATM Anda tersimpan di server pusat data bank, jadi card hanya sebagai alat pengenal saja yang memuat informasi rekening dan id dari kartu saja. Jadi bagaimana penjahat ATM bisa mengetahui nomor PIN Anda?Nah caranya adalah mereka memasang kamera CCTV kecil di dekat ATM. Fungsinya adalah melihat ketika calon korban memasukkan nomor PIN. Bentuk kamera juga bisa banyak jenis dan cara pasangnya juga disesuaikan dengan letak ATM. Saya melihat salah satu berita TV mengajarkan pemasangan kamera cara kuno, padahal yang baru jauh lebh canggih.
Lalu, mengapa sampai bisa bobol? Menurut saya pribadi, ada banyak sebab:
1. Selama ini bank banyak merahasiakan dan tidak mau terbuka bisa ada kasus seperti ini. Bank cenderung dengan mudah menyalahkan nasabah. Saat melapor ke customer service, ataupun ke call center, nasabah pasti akan dituduh lalai terlebih dahulu, sebelum dilakukan pengecekan di back end bank. Pengecekan ini sendiri kemudian dilakukan secara sepihak oleh bank, sehingga nasabah hanya bisa pasrah terhadap keputusan akhir bank. Tidak ada prinsip keseimbangan dan keterbukaan. Ketertutupan ini juga menciptakan gunung es ketidaktahuan nasabah atas potensi masalah. Nasabah tidak tahu bahwa ada potensi penjebolan rekening dengan cara tertentu. Daripada kasus yang terjadi diproses polisi, terekspos media, bank biasanya memilih jalan non legal. Syukur2 kalau bisa melimpahkan kesalahan ke nasabah sehingga tidak perlu mengganti. Kalau tidak, ya pokoknya jangan terekspos luas di media. Katanya sih untuk mencegah jatuhnya kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan.
2. Berbelitnya birokrasi pembukaan data bank. Menurut aturan (UU Perbankan), permintaan pembukaan data bank untuk kasus yang berhubungan dengan perbankan, harus dilakukan oleh Mabes POLRI meminta ijin dari Bank Indonesia. Jadi misalnya kita lapor di Polsek setempat, ini akan diekskalasi ke Polres, Polda, Mabes Polri, Bank Indonesia. Ini membuat kasus yang biasa-biasa saja, tidak diblowup oleh media, membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk seorang polisi penyidik bisa mendapatkan data yang cukup dari pihak bank untuk melakukan penyelidikan. Banyak penyidik yang kemudian “mules” duluan untuk menghadapi panjangnya birokrasi ini, sehingga untuk kasus-kasus yang “kecil” dan tidak populer, tidak jarang mandeg dan tidak pernah ada kelanjutannya. Ini tentu membuat angin segar untuk pelaku kejahatan. Kemungkinan untuk terungkapnya suatu kasus menjadi kecil.
3. Ketidakseriusan bank untuk mengamankan perangkatnya sendiri. Banyak ditemui ATM yang tidak dilengkapi kamera. Kalaupun ada kamera, kualitas kameranya tidak terlampau baik. Dan biasanya, CCTV yang ada di ATM tidak dipantau secara real time oleh bank pemilik ATM tersebut. Hal ini membuat pelaku bisa cukup leluasa memasang alat skimmer dan spycam di dalam bilik ATM dan mengeruk data kartu+pin dalam jumlah yang banyak. Jika CCTV benar-benar dimanfaatkan dan dijaga 24/7, mustahil pelaku bisa memasang alat skimmer. Jangan2 justru jadwal jaga petugas bank yang dipantau secara realtime oleh pelaku skimmer melalui spycamnya. Bank bisa saja berdalih telah berupaya semaksimal mungkin menjaga keamanan ATM nya. Tapi pepatah di dunia security berbunyi “polisi selalu membutuhkan keberuntungan untuk menang, maling hanya butuh satu keberuntungan untuk menang“. Saat ini sudah jelas, keamanan ATM milik beberapa bank sudah bobol. Mau tidak mau harus diakui ini adalah kelalaian pihak bank dalam mengamankan propertinya.
Lengkap sudah penunjangnya. Bank yang tertutup sehingga masyarakat kurang terinformasikan, proses penyelidikan yang sulit dilakukan polisi karena birokrasi yang ruwet, dan kelalaian pihak bank untuk mengamankan ATM nya. Ibarat tak ingin ada jamur, tetapi tersedia media yang lembab dan sulit dibersihkan.
Maling mana yang tidak tergiur?
pemanfaatan ICT secara Umum
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Republik Indonesia telah berinisiatif membuat kebijakan untuk memanfaatkan TIK untuk membangun Electronic Government for Good Governance yang terintegrasi mulai dari tingkat pemerintahan daerah hingga ke pusat. Tujuannya adalah agar infrastruktur TIK yang akan dibangun dapat dimanfaatkan secara bersama untuk berkoordinasi oleh seluruh instansi, baik di pusat maupun di daerah. Kebijakan pemerintah tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Inpres No.3 Tahun 2003 dan Keputusan Menteri Komunikasi Dan Informasi tentang Pengembangan e-Gov yang merupakan wujud keinginan pemerintah dalam upaya mendorong bangsa Indonesia menuju masyarakat yang berbasis pengetahuan (Knowledge-based Society). Instruksi Presiden No 3 Tahun 2003 tentang “kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-Gov Indonesia” antara lain berisikan panduan yang sudah disosialisasikan, seperti:
1. Panduan pembangunan infrastruktur portal pemerintah
2. Panduan manajemen sistem dokumen elektronik
3. Panduan penyusunan rencana induk pengembangan e-Gov lembaga
4. Panduan penyelenggaraan situs web pemerintah daerah
5. Panduan tentang pendidikan dan pelatihan SDM e-Gov
Dari berbagai panduan tersebut, kebutuhan akan tersedianya informasi sekurang-kurangnya akan memiliki sifat-sifat sebagai berikut: cakupannya luas, mudah digunakan, terkini, aman, serta murah.
E-Government pada dasarnya memberikan layanan informasi kepada sesama insitusi pemerintah (Government to Government – G2G), kepada dunis bisnis (Government to Business – G2B) dan kepada masyarakat (Government to Citizen – G2C), dengan tujuan sbb:
1. Mampu memberikan informasi lengkap mengenai lembaga atau daerah untuk kemajuan ekonomi dan pembangunan daerah, dan peningkatan kinerja proses pelayanan (peningkatan efektivitas dan produktivitas).
2. Mampu mengoptimalkan penggunaan sumberdaya (resources) seperti waktu, tenaga, budget, dan fasilitas lainnya (peningkatan efisiensi).
Dari pengertian dan tujuannya, dapat disimpulkan bahwa e-Gov bisa dikembangkan secara bertahap dan proporsional sesuai dengan kemampuan Pemda. Yang penting, kerangka pengembangannya tidak bisa lepas pengertian dan tujuan tersebut.
2. KERANGKA PENGEMBANGAN E-GOV di INDONESIA
Kerangka pengembangan e-Gov di Indonesia dapat mengacu kepada Kerangka Sistem Informasi Nasional (Sisfonas) seperti yang terlihat pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Kerangka Sisfonas Dan E-Government
Pada gambar 1 tersebut terlihat bahwa Sistem Informasi merupakan bentuk aplikasi pada masing-masing bidang (dinas atau badan) yang berada pada masing-masing instansi pemerintah. Secara bertahap Sistem Informasi ini dipadukan menjadi Sistem Informasi Nasional yang bersinergi antara satu sistem dengan sistem lainnya. Pada akhirnya terwujudlah suatu Sistem E-Government yang menjamin interaksi G2G, G2B, dan G2C.
Dengan menyusun kerangka e-Gov yang sistematis, akan diperoleh manfaatnya yang antara lain: (1) menurunkan biaya administrasi; (2) meningkatkan kemampuan response terhadap berbagai permintaan dan pertanyaan tentang pelayanan publik baik dari sisi kecepatan maupun akurasi; (3) dapat menyediakan akses pelayanan untuk semua departemen atau LPND pada semua tingkatan; (4) memberikan asistensi kepada ekonomi lokal maupun secara nasional; (5) sebagai sarana untuk menyalurkan umpan balik secara bebas, tanpa perlu rasa takut. Berbagai manfaat tersebut pada akhirnya diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuan kepemerintahan secara umum.
3. PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT DI MALAYSIA dan INDONESIA
Beberapa negara maju dan negara berkembang hingga saat ini masih terus melaksanakan pengembangan e-Government sesuai dengan karakteristik negara masing-masing. Perkembangan e-Government di negara- negara Asia sudah selangkah lebih maju daripada Indonesia. Misalnya saja di negeri Jiran Malaysia yang telah menerapkan e-Government untuk sistem kependudukannya dengan mengeluarkan kartu identitas yang bernama MyKad. MyKad merupakan government multi-purpose card yang ditangani oleh lima agensi pemerintahan Malaysia, yaitu Jabatan Pendaftaran Negara (JPN), Jabatan Pengangkutan Jalan (JPJ), Polis Diraja Malaysia (PDRM), Kementrian Kesehatan, Jabatan Keimigrasian.
MyKad berupa smart card yang memiliki chip berkapasitas 64K yang menyimpan berbagai data seperti identitas warga (termasuk data biometrik berupa sidik jari dan iris pattern), surat izin mengemudi, MEPS cash (equally cash card function), kartu ATM, transportation cards (Touch 'n Go), catatan medis, e-commerce authentication or key, dan lain-lain [11] . E-Goverment di Malaysia bisa diartikan sebagai berikut:
SISTEM INFORMASI NASIONAL
(Sisfonas)
Pengelolaan Sistem Informasi di seluruh tingkatan pemerintahan secara sistematis dalam rangka penyelenggaranaan pelayanan kepada masyarakat
E-GOVERNMENT
Penyelenggaraan pemerintahan berbasis elektronik (teknologi informasi) untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat, komunitas bisnis dan kelompok terkait lainnya menuju Good Governance (world bank, 2001)
SISTEM INFORMASI
Pengelolaan informasi berdasarkan alur kerja/proses bisnis yang sesuai dengan azas efisiensi dan efektifitas dalam rangka mencapai tujuan organisasi
"E-Government offers a collaborative and integrated environment not just for enhanced internal operations but more significantly for a heightened level of government services through a variety of electronic delivery channels thereby providing convenience to citizens and business." [8]
Pengalaman Malaysia yang memulai e-Gov dari pembangunan database kependudukan merupakan suatu langkah yang strategis, sehingga semua kegiatan pemerintahannya mengacu kepada satu-satunya data kependudukan.
Berbeda dengan Malaysia, saat ini, Pemerintah Republik Indonesia baru memulai pembangunan database kependudukan yang dikoordinir oleh Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan, Departemen Dalam Negeri. Dalam inisiatif tersebut, pemerintah menetapkan penggunaan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Nasional yang menggunakan Nomor Induk Penduduk (NIK). Dengan NIK ini, akan dijamin bahwa, setiap penduduk hanya memiliki satu dan hanya satu nomor KTP. Disamping itu, sudah cukup banyak instansi pemerintah yang memiliki situs tentang instansinya (tingkat 1 pengembangan e-Gov), seperti yang terlihat pada Tabel 1. Walaupun demikian, ada beberapa situs yang sudah tidak berfungsi lagi (10%), dan ada situs yang informasinya tidak pernah di update. Sayangnya data persisnya mengenai hal ini belum tersedia.
Berbagai inisiatif untuk membangun tingkat 2 e-Gov juga sudah dilakukan oleh beberapa instansi pemerintah. Misalnya, Sistem Informasi Keimigrasian (SIMKIM), Sistem Informasi Kejaksaan RI (SIMKARI), Sistem Informasi Haji (SISKOHAJ), Sistem Informasi Kependudukan (SIMDUK), dan lain-lain. Tingkat keberhasilan dari masing-masing sistem ini, masih perlu terus dikaji. Berdasarkan data dari Depkominfo (2005) pelaksanaan e-Government di Indonesia hingga akhir tahun 2005 lalu, Indonesia baru memiliki: (a) 564 domain go.id; (b) 295 website pemerintah pusat dan pemda; (c) 226 website telah mulai memberikan layanan publik melalui website; (d) dan 198 website pemda masih dikelola secara aktif. Berdasarkan hasil pengamatan dan perbandingan beberapa situs web pemerintah daerah tingkat II untuk melihat fitur-fitur informasi umum dan fasilitas interaktif apa saja yang dimiliki, dapat dikatakan bahwa belum tersedia layanan transaksi kepada masyarakat.
Beberapa pemerintah daerah (pemda) telah menerapkan e-Government dan memperlihatkan kemajuan cukup berarti. Pada tahun 2006 majalah Warta Eknomi menyelenggarakan Warta Ekonomi E-Government Award yang memberikan penghargaan kepada lembaga-lembaga pemerintah terbaik yang mengimplementaskani tata cara pemerintahan secara secara elektronis (e-Govvernment). Secara umum terdapat empat tahapan perkembangan e-Government; web presence, interaction, transaction dan transformation. Adapun daerah penerima penghargaan Warta Ekonomi E-Government Award 2006, yaitu Kabupaten Jombang, Propinsi DKI, Departemen Peridustrian, dan Bappenas untuk kategori pemenang terbaik ketiga. Sementara Pemkot Malang, Propinsi Jawa Timur, Departemen Koperasi dan UKM, serta Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagai pemenang terbaik kedua, sedangkan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemprop DIY) yang merupakan Propinsi Pemenang Terbaik Pertama dengan meraih dua penghargaan E-Gov Award sekaligus.
4. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
Berdasarkan perkembangan e-Gov diberbagai negara, khususnya Malaysia dan di Indonesia, maka dapat diperoleh suatu lesson learned dari good practices dan bad practices yang masing-masing negara alami. Apabila lesson learned dipadukan dengan teori yang ada, maka dapat diusulkan suatu metodologi (langkah-langkah) pengembangan e-Gov yang bisa dijadikan panduan untuk lingkungan Pemda di Indonesia.
Menurut Center for Democracy and Technology dan InfoDev, proses implementasi e-Government terbagi menjadi 3 (tiga) tahapan yang tidak tergantung antara yang satu dengan yang lainnya. Tahapan tersebut harus dilakukan secara berurutan dan masing-masing tahapan harus menjelaskan tujuan dari e-Government. Adapun ketiga tahapan tersebut antara lain, yaitu:
1. Publish, yaitu tahapan yang menggunakan teknologi informasi untuk meluaskan akses untuk informasi pemerintah, misalnya dengan cara pembuatan situs informasi di setiap lembaga, penyiapan sumber daya manusia, sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik, serta penyiapan sarana akses yang mudah. Hal ini sepadan dengan teori Agarwal, yaitu tahapan tingkat 1 dari pengembangan e-Gov.
2. Interact, yaitu meluaskan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan, misalnya dengan cara pembuatan situs yang interaktif dengan publik, serta adanya antar muka yang terhubung dengan lembaga lain. Hal ini sepadan dengan tingkat 2 dan 3 dari perkembangan e-Gov.
3. Transact, yaitu menyediakan layanan pemerintah secara online, misalnya dengan cara pembuatan situs transaksi pelayanan publik, serta interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain. Hal ini sepadan dengan tingkat 4 dan 5 dari perkembangan e-Gov.
Agar ketiga tahapan tersebut bisa terlaksana dengan baik, maka harus ada jaminan komitmen yang tinggi dari pimpinan Pemda, dalam hal bisa gubernur, bupati, atau walikota. Disamping itu, pelaksanaan e-Government harus mempertimbangkan beberapa kondisi yaitu prioritas layanan elektronik yang diberikan, kondisi infrastruktur yang dimiliki, kondisi kegiatan layanan saat ini, dan kondisi anggaran dan sumber daya manusia yang dimiliki. Untuk itu, dalam pengembangan e-Gov, diusulkan suatu bentuk organisasi kegiatan pengembangan e-Gov