Selanjutnya hubungi provider terdekat. Andaikan semua prasyarat tadi tidak dimiliki, cukup mendatangi warnet (warung Internet) terdekat yang banyak terdapat di kota-kota besar, bahkan sampai ke desa-desa, kita dapat mengakses situs-situs apa saja sesuai dengan kebutuhan kita. Internet disebut juga media massa kontemporer, karena memenuhi syarat-syarat sebagai sebuah media massa, seperti antara lain: ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim serta melewati media cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat oleh khalayaknya. Bahkan Rusman (2007) menyebutkan bahwa Internet merupakan perpustakaan raksasa dunia, karena di dalam Internet terdapat milyaran sumber informasi, sehingga kita dapat menggunakan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan.
Pemanfaatan Internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doers, as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, (Gordin et. al., 1995). Informasi yang diberikan server-computers itu dapat berasal dari commercial businesses (.com), goverment services (.gov), nonprofit organizations (.org), educational institutions (.edu) atau artistic and cultural groups (.arts)
Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya konsumen informasi saja. Mereka menganalisis informasi yang relevan dengan pembelajaran IPS dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan nyatanya (real life). Siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas (classroom meeting), karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online. Siswa juga dapat belajar bekerjasama (collaborative) satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-mail (electronic mail) untuk mendiskusikan bahan ajar. Kemudian, selain mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru siswa dapat berkomunikasi dengan teman sekelasnya.
Pemanfaatan Internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut :
Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru 1. tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas;
Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap 2. muka biasa;
Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai 3. dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing;
4. masing siswa;
Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran;5.
Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik 6. siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online.
Perkembangan/kemajuan teknologi Internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan.
Perangkat lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional developers) bekerjasama dengan ahli materi (content specialists) mengemas materi pembelajaran elektronik (online learning materials). Pembelajaran melalui Internet di Sekolah Dasar dapat diberikan dalam beberapa format (Wulf, 1996), di antaranya adalah: (1) Electronic mail (delivery of course materials, sending in assignments, getting and giving feedback, using a course listserv., i.e., electronic discussion group), (2) Bulletin boards/newsgroups for discussion of special group, (3) Downloading of course materials or tutorials, (4) Interactive tutorials on the Web, dan (5) Real time, interactive conferencing using MOO (Multiuser Object Oriented) systems or Internet Relay Chat.
Setelah bahan pembelajaran elektronik dikemas dan dimasukkan ke dalam jaringan sehingga dapat diakses melalui Internet, maka kegiatan berikutnya yang perlu dilakukan adalah mensosialisasikan ketersediaan program pembelajaran tersebut agar dapat diketahui oleh masyarakat
luas khususnya para calon peserta didik. Para guru juga perlu diberikan pelatihan agar mereka mampu mengelola dengan baik penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui Internet. Karakteristik/potensi Internet sebagaimana yang telah diuraikan di atas tentunya masih dapat diperkaya lagi dengan yang lainnya. Namun, setidak-tidaknya ketiga karakteristik/potensi Internet tersebut dipandang sudah memadai sebagai dasar pertimbangan untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui internet
Internet kini bukan lagi monopoli masyarakat di perkotaan, tetapi sudah merambah warga pedesaan. Para petani di banyak desa sudah merasakan manfaat internet untuk memperoleh informasi tambahan mengenai persoalan pertanian, pasar, harga komoditas, dan sebagainya.
Sudah setahun ini Umar Husein, petani teh rosela asal Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, bersama kelompok tani teh binaannya di Kota Pagar Alam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), dan Kota Palembang, Sumatera Selatan, belajar menggunakan internet. Bagi mereka, internet ternyata sangat berguna untuk mencari informasi tambahan mengenai sistem pengolahan dan pemasaran teh rosela.
"Berkat internet, kini saya bisa mendapat pengetahuan tentang berbagai hal, seperti cara pengepakan produk teh, penyajian informasi gizi dari teh rosela, sampai bagaimana strategi menjual teh ini kepada konsumen," ujar Umar, Sabtu (20/10).
Internet sangat mendukung usaha Umar karena memungkinkan ia memperoleh informasi apa pun serta berinteraksi dengan calon pembeli, dengan biaya komunikasi yang relatif murah.
Meski mengaku sangat kikuk pada awalnya, Umar mengatakan belajar internet ternyata tidak sesulit seperti yang dibayangkan. "Semua informasi tersedia," ucapnya.
Untuk mendukung usaha dan pengembangan teh rosela di Indonesia, Umar lalu menyebarluaskan manfaat dan cara penggunaan internet kepada para petani teh rosela di OKI, Pagar Alam, dan Palembang.
Ia harus berkeliling tiga kali seminggu ke kelompok-kelompok petani teh rosela. Umar bahkan rela menyediakan satu unit komputer bagi setiap kelompok petani dan menanggung biaya koneksi internet tersebut. Kini Umar dan petani teh rosela binaannya sudah memiliki e-mail pribadi untuk berhubungan dengan calon pembeli. Dengan internet, Umar mengaku biaya komunikasi telepon bisa ditekan.
Internet menyajikan dunia secara tanpa batas. Lewat sarana inilah Gereja St Petrus Kanisius Wilayah Lor Senowo Paroki Sumber yang dikenal dengan nama Gubuk Selo Merapi (GSPi) ikut memperkenalkan diri.
Gereja di lereng Gunung Merapi yang berjarak sekitar 30 km dari Magelang, Jawa Tengah, ini "menyapa dunia" di www.egspi.blogspot.com sejak Juli 2007.
Anton Wijayanto dari Sekretariat Paroki Sumber bersama rekannya, Hariyadi, memasukkan catatan beragam kegiatan yang sudah dilaksanakan berikut agenda kegiatan GSPi selama satu bulan mendatang.
"Setiap kali ada kegiatan baru sebisa mungkin kami segera melakukan up-dating dalam blog," ujar pria lulusan D-3 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro, Semarang, ini. Mereka menggunakan fasilitas yang disediakan oleh sebuah operator seluler.
Upaya untuk tampil di dunia maya, menurut Anton, merupakan salah satu langkah penting untuk memublikasikan sekaligus mempromosikan GSPi.
Takaran pupuk
Di Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Magelang, pemanfaatan internet dilakukan dengan cara berbeda. Di Telecenter e-Pabelan, lembaga yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat milik Pondok Pesantren Pabelan, pengguna yang mayoritas adalah petani memanfaatkan internet guna mengeruk informasi tentang pertanian. "Soal dosis pupuk yang tepat serta benih padi unggul, semuanya kami ajarkan agar mereka bisa mendapatkan informasinya sendiri melalui internet," ujar Hardi, fasilitator Telecenter e-Pabelan.
Semula program pengenalan internet ini mendapat dukungan dana hibah dari Program Pembangunan PBB (UNDP). Namun, sejak tahun 2006 hingga sekarang program ini menggunakan dana mandiri, hasil dari uang penyewaan fasilitas internet.
Telecenter e-Pabelan mengenakan biaya akses Rp 2.000 per jam untuk kelompok petani dan sewa penggunaan komputer untuk keperluan lain Rp 1.000 per jam.
Hardi mengakui, pada awal pendampingan pengenalan internet di masyarakat pedesaan memang sangat sulit. "Jangankan mengenal, untuk memegang keyboard saja tangan mereka gemetaran," katanya.
Kini sudah ada 10 kelompok petani yang aktif menggunakan internet, setiap kelompok beranggotakan 15 hingga 25 orang. "Melalui internet, saya sekarang tahu bagaimana caranya melakukan sistem pertanian organik" tutur Muslimah, seorang petani Desa Pabelan.
Kesadaran petani itu pulalah yang mendorong tumbuhnya warung internet (warnet) di pedesaan. Ezra (18) mengaku tak perlu lagi jauh-jauh ke Kota Yogyakarta untuk dapat mengakses internet. Di Desa Tegal Piyungan, Kecamatan Piyungan, Bantul, DI Yogyakarta, tempat Ezra tinggal, kini sudah ada warnet.
Terkait makin meluasnya internet ke pedesaan, Direktur Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi ITB Armein ZR Langi mengatakan, setidaknya ada empat hal yang harus disiapkan untuk mewujudkan internet masuk desa, yaitu infrastruktur jaringannya, aplikasi, konsep pengelolaannya, dan kesiapan penggunanya.
Sementara itu, pakar internet Onno Purbo berpendapat, yang paling siap menerima sosialisasi penggunaan internet masuk desa adalah anak-anak sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar